Featured Post
Featured Post
MIKROTREMOR
Mikrotermor merupakan getaran tanah selain gempa bumi, getaran dimaksud dapat disebabkan oleh getaran akibat aktivitas manusia sep...
USGS adalah singkatan dari United States Geological Survey, yang dapat diartikan dalam bahasa Indonesia adalah Badan Survei Geologi Amerika Serikat. USGS merupakan sebuah agensi ilmiah dalam pemerintahan Amerika Serikat.
Sebagai mahasiswa atau peneliti khususnya di bidang Geofisika, sudah tidak asing lagi dengan Katalog gempabumi. Katalog ini bisa didapat dari berbagai sumber, selain dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, data katalog gempabumi juga dapat diakses dari USGS.
Berikut tahapan Cara Mengambil Data Gempa Bumi dari Catalog USGS :
1. Buka situs USGS https://earthquake.usgs.gov/earthquakes/search/
2. Pada bagian BASIC OPTION, isi dan pilih data gempabumi yang di inginkan.
- Magnitude : Kekuatan gempa, terdapat 3 pilihan, 2.5+, 4,5+ dan custom (untuk memilih kekuatan magnitude gempabumi dengan kekuatan tertentu).
- Date & Time : Waktu kejadian, terdapat 3 pilihan, past 7 days, past 30 days dan custom(untuk memilih waktu kejadian gempabumi dalam rentang waktu tertentu).
- Gegrapichs Region : Lokasi Kejadian, untuk mengambil data pada kawasan Indonesia, pilih bagian custom. dan akan menampilkan peta dunia. Untuk mengambil data zoom peta dan pilih "Draw Rectangle on Map" dan tandai kawasan yang dibutuhkan. Untuk memilih area titik gempa, klik titik koordinat pertama dimulai, lalu klik koordinat kedua batas range daerah gampa. Setelah pemilihan area gempa di peta,selanjutnya klik tombol Use this Region. Maka koordinat lintang utara selatan dan barat timur akan muncul di form utama.
3. Advanced Option. Pada bagian ini membuatuhkan sedikit pengetahuan khusus tentang gempabumi dan sesuai kegunaan data gempabumi.
- Depth (kedalaman gempabumi dalam km).
- Azimutal Gab adalh sudut gap antara stasiun stasiun pencatat gempa terhadap epicenter,
- Circle yang bisa diartikan sebagai besar patahan.,
- Untuk review status click bagian reviewed, pilih Reviewed dan Format pilih Map & List untuk melihat apakah pada peta ada titik-titik gempa.
- Event Type, pilih Earthquakes, khusus untuk mencari data gempabumi dan memisahkannya dari sumber getaran lainnya.
4. Lanjutkan saja ke Product Type, tergantung kegunaan pengambilan data, bila data hanya untuk informasi, dapat memilih Map&List tetapi kalu untuk pengolahan data dapat memilih CSV.
5. Order By, untuk memilih cara penulisan output bisa diurut dari skala gempa terkecil atau sebaliknya dan lainnya.
6. Tekan Search dan pilih lokasi penyimpanan data.
Sekian Cara Mengambil Data Gempa Bumi dari Catalog USGS, terimakasih atas kunjungannya.
El Info
11:38 PM
New Google SEO
Bandung, IndonesiaGeopsy adalah perangkat lunak open source untuk penelitian geofisika dan aplikasi. sofware ini pertama kali diperkenalkan pada Site Effects Asessment Using Umbient Exitations (SESAME) pada projek Eropa di tahun 2005
Referensi penggunaan GEOPSY
Frequency-wavenumber, high resolution, spatial autocorrelation techniques, wavenumber limits linked to array geometries
- Wathelet, M., D. Jongmans, M. Ohrnberger, and S. Bonnefoy-Claudet (2008). Array performances for ambient vibrations on a shallow structure and consequences over Vs inversion. Journal of Seismology, 12, 1-19. pdf.
- G. Di Giulio, C. Cornou, M. Ohrnberger, M. Wathelet, and A. Rovellii (2006). Deriving Wavefield Characteristics and Shear-Velocity Profiles from Two-Dimensional Small-Aperture Arrays Analysis of Ambient Vibrations in a Small-Size Alluvial Basin, Colfiorito, Italy. Bulletin of the Seismological Society of America, 96, 1915--1933. pdf
Specific to spatial autocorrelation technique
- A. Köhler, M. Ohrnberger, F. Scherbaum, M. Wathelet and C. Cornou (2007). Assessing the reliability of the modified three-component spatial autocorrelation technique. Geophysical Journal International, 168 (2), 779-796. pdf
- Wathelet, M. , D. Jongmans, and M. Ohrnberger (2005). Direct Inversion of Spatial Autocorrelation Curves with the Neighborhood Algorithm. Bulletin of the Seismological Society of America, 95, 1787--1800. pdf
Neighbourhood algorithm implemented in Dinver, dispersion curve inversion
- Wathelet, M. (2008). An improved neighborhood algorithm: parameter conditions and dynamic scaling. Geophysical Research Letters, 35, L09301, doi:10.1029/2008GL033256.pdf
- Wathelet, M., D. Jongmans, and M. Ohrnberger (2004). Surface wave inversion using a direct search algorithm and its application to ambient vibration measurements, Near Surface Geophysics 2, 211--221. pdf (NSG is not available online).
Untuk lebih lengkapnya dapat langsung mengunjungi website resminya di http://www.geopsy.org untuk mendownload Aplikasinya http://www.geopsy.org/download.php
Gelombang seismik adalah gelombang elastis yang menjalar di dalam medium bumi yang diakibatkan oleh patahan lapisan batuan ataupun disebabkan oleh ledakan. Gelombang seismik merambat sesuai dengan perinsip perambatan gelombang cahaya, pembiasan dengan koefisien bias, pemantulan dengan koefisien pantul dan hukum-hukum Snellius, Fermat dan Huygens (Ibrahim dan Subardjo, 2005). Gelombang seismik diukur dengan mengunakan alat seismometer. Gelombang seismik dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
2.3.1 Gelombang Badan (Body Waves).
Body wavesadalah gelombang yang merambat di sela-sela bebatuan di bawah permukaan bumi. Gelombang ini biasa disebut dengan free wave, dikarenakan gelombang ini menjalar kesegala arah. Gelombang badan dibagi menjadi dua bagian, yaitu gelombang Primer (P) dan gelombang Sekunder (S)
Gelombang P disebut juga dengan gelombang kompresi, gelombang longitudinal, gelombang dilatasi atau gelombang irotasional. Gelombang ini dapat menjalar melalui segala medium (padat, cair dan gas). Gerakan partikel medium yang dilewati oleh gelombang ini searah dengan arah penjalaran gelombang. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1, didasarkan dengan jenis gelombang ini, yaitu gelombang longitudinal, maka gelombang ini memiliki bentuk rapatan dan regangan.
Berdasarkan waktu tempuh penjalaran gelombang, waktu penjalaran gelombang P lebih cepat dibandingkan dengan gelombang S. Disebabkan oleh hal tersebut maka pada saat terjadi gempa bumi, gelombang P merupakan gelombang yang pertama tiba pada alat pencatat gelombang gempa bumi pada stasiun pencatat.
Gelombang S disebut juga sebagai gelombang sekunder atau gelombang transversal. Gelombang ini memiliki arah gerakan yang tegak lurus dengan arah perambatan gelombang. Didasarkan pada jenisnya, gelombang ini memiliki puncak dan lembah gelombang (Gambar 2.3). Gelombang S merambat di sela-sela bebatuan dan bergantung pada medium yang dilalui. Gelombang ini hanya dapat menjalar pada medium padat karena medium cair dan gas tidak memiliki daya elastisitas untuk kembali kebentuk asal. Berdasarkan waktu penjalarannya, waktu penjalaran gelombang S lebih lambat dibandingkan dengan gelombang P.
Gelombang S dibagi menjadi dua bagian yaitu gelombang sekunder vertikal (SV) dan gelombang sekunder horizontal (SH). Gelombang SV adalah gelombang S yang gerakan partikelnya terpolarisasi pada bidang vertikal. sedangkan gelombang SH adalah gelombang S yang gerakan partikelnya horizontal.
FREKUENSI
El Info
9:54 AM
New Google SEO
Bandung, Indonesia
1. Adalah banyak gelombang dalam satuan waktu.
2. Dinotasikan dengan huruf "f ".
3. Satuan yang digunakan adalah 1/s dan disebut juga dengan Hertz, yang diambil dari nama fisikawan Jerman Heinrich Rudolf Hertz (1857-1894). yang disingkat dengan Hz.
4. Frekuensi berbanding terbalik dengan periode.
PERIODE
1. Waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu gelombang.
2. Satu gelombang pada gelombang transversal adalah gerakan dari kedudukan seimbang ke puncak gelombang samapai dengan kembali ke kedudukan seimbang.
Gelombang adalah perambatan yang bersumber dari gangguan pada suatu medium. Pada peristiwa rambatan tersebut tidak disertai dengan perpindahan tempat secara permanen dari materi medium. Gelombang terbagi menjadi beberapa jenis.
1. Gelombang Transversal, adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus arah perambatannya. Pada jenis ini terdapat bukit dan lembah gelombang. Contoh gelombang tranversal seperti gelombang pada tali dan gelombang permukaan air.
2. Gelombang Longitudinal, adalah gelombang yang arah getarnya berhimpit atau searah dengan arah rambatan gelombang. Gelombang longitudinal tidak menunjukkan deretan bukit dan lembah, tetapi merupakan rapatan dan regangan. Contoh gelombang ini seperti terdapat pada gelombang pegas.
Gelombang Longitudinal |
Gelombang memiliki beberapa sifat, pertama gelombang dapat mengalami pemantulan atau disebut dengan refleksi. Pada pemantulan gelombang berlaku sudut datang sama dengan sudut pantulnya. Pemantulan gelombang dapat dilihat pada gelombang air pada sebuah baskom, bila diberi gangguan pada tengah baskom maka akan timbul gelombang pada permukaan air yang berbentuk lingkaran dan mengembang. Pada saat gelombang sampai pada dinding baskom,maka akan timbul gelombang pantul dengan arah yang berlawanan arah dengan gelombang datang.
Refleksi Gelombang, M= Gelombang datang, P=Pantulan gelombang dan N= Sudut normal |
Sifat kedua adalah pembiasan atau disebut dengan refraksi. Dalam perambatan gelombang, apabila melewati bidang batas dua medium, maka gelombang datang akan mengalami pembelokan. Arah pembelokan gelombang disebut dengan pembiasan. Berdasarkan hukum Snellius dinyatakan bila gelombang datang dari medium yang lebih rapat ke medium yang kurang rapat maka gelombang akan dibiaskan mendekati garis normal, dan sebaliknya.
Ketiga lenturan atau difraksi, yaitu apabila gelombang melalui sebuah penghalang yang memiliki sebuah celah. Pada celah tersebut akan menjadi sumber gelombang baru yang meneruskan gelombang awal ke segala arah. Gelombang yang melewati celah tersebut akan mengalami lenturan atau disebut dengan difraksi. Gelombang juga dapat mengalami penggabungan, perpaduan antara dua buah gelombang atau lebih pada suatu tempat bersamaan disebut juga dengan interferentasi.
El Info
9:38 AM
New Google SEO
Bandung, IndonesiaDifraksi gelombang pada saat melewati celah sempit. Panah merah adalah arah datang gelombang |
- ISTILAH ISTILAH PADA GELOMBANG
- Simpangan, yaitu jarak suatu titik pada gelombang terhadap posisi setimbang
- Puncak gelombang, yaitu titik tertinggi pada gelombang
- Dasar gelombang, yaitu titik terendah pada gelombang
- Bukit gelombang, yaitu lengkungan yang berada di atas posisi setimbang
- Lembah gelombang, yaitu lengkungan yang berada di bawah posisi setimbang
- Amplitudo, yaitu jarak puncak atau dasar gelombang terhadap posisi setimbang
- Panjang gelombang, yaitu panjang satu gelombang yang terdiri dari satu bukit dan satu lembah gelombang. Jarak yang diperlukan suatu gelombang untuk menempuh satu periode
Liquifaksi |
Beberapa penelitian yang berhubungan dengan indeks kerentanan seismik banyak dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Nakamura (2008) melakukan pengukuran mikrotremor untuk mengkaji indeks kerentanan seismik di distrik Marina, San Francisco yang merupakan daerah kerusakan parah akibat gempa bumi Loma Prieta 1989. Nilai indeks kerentanan seismik di daerah pantai hingga kawasan perbukitan menunjukkan adanya perbedaan. Daerah pantai yang merupakan dataran aluvial dan reklamasi memiliki indeks kerentanan seismik tinggi, ternyata mengalami kerusakan yang parah. Indeks kerentanan seismik berubah mengecil begitu memasuki kawasan perbukitan yang tidak mengalami kerusakan saat gempa bumi.
Saita et al. (2004) melakukan kajian indeks kerentanan seismik di distrik Intramuros, Manila, Filipina, tepatnya pada kawasan yang pernah mengalami kerusakan akibat gempa bumi Luzon 1990. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah yang mengalami kerusakan parah ternyata terletak pada daerah indeks kerentanan seismik tinggi berdasarkan mikrotremor.
Huang dan Tseng (2002) melakukan pengukuran mikrotremor pada 40 lokasi di daerah Yuan Lin Taiwan setelah gempa bumi Chi Chi 1999. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah Yuan Lin yang mengalami kerusakan parah dan terjadi likuifaksi ternyata terletak pada zona indeks kerentanan seismik tinggi berdasarkan analisis mikrotremor.
Nakamura et al. (2000) melakukan pengukuran mikrotremor sebanyak 400 lokasi di daerah yang pernah mengalami kerusakan parah akibat gempa bumi Kobe 1995. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara indeks kerentanan seismik berdasarkan mikrotremor dengan rasio kerusakan. Di daerah pesisir yang memiliki indeks kerentanan tinggi mengalami rasio kerusakan tinggi, sedangkan di perbukitan yang memiliki indeks kerentanan rendah mengalami rasio kerusakan rendah.
Gurler et al. (2000) melakukan pengukuran mikrotremor pada 200 lokasi di Mexico City yang berulangkali dilanda kerusakan akibat gempa bumi tahun 1957, 1979 dan 1985. Jalur pengukuran mikrotremor memotong perbukitan, daerah transisi, dan rawa yang sudah direklamasi. Hasil penelitian dapat mengidentifikasi ”zona lemah” yang ditandai dengan indeks kerentanan seismik tinggi di zona bekas rawa. Indeks kerentanan seismik berubah semakin kecil setelah memasuki zona transisi dan zona perbukitan. Kawasan bekas rawa yang direklamasi ternyata merupakan zona indeks kerentanan tinggi dan selalu mengalami kerusakan parah setiap terjadi gempa bumi kuat.
El Info 9:18 AM New Google SEO Bandung, Indonesia
Beberapa penelitian terkait denganmikrotremor menunjukkan adanyahubungan antara periode dominan gelombang (Tg) pada lapisan sedimen dan jenis material tanah. Hasil dari pengukuran mikrotremor sebelumnya yang dilakukan di Jepang, jenis material tanah telah diklasifikasikan berdasarkan nilai Tg. Hal ini bertujuan untuk menunjukan hubungan antara keduanya. Kanai mengusulkan dua metode untuk mengklasifikasikan profil tanah berdasarkan besaran nilai Tg. Usulan pertama yaitu berdasarkan jenis I, II, III dan IV yang memberikan indikasi perbedaan jenis tanah. Selain Kanai, klasifikasi tanah juga dilakukan oleh Omete-Nakajima yang mengklasifikasikan jenis tanah berdasarkan jenis A, B, dan C. Untuk lebih jelasnya, pengklasifikasian jenis tanah berdasarkan periode dominan diperlihatkan pada tabel berikut:
Tabel klasifikasi tanah berdasarkan data mikrotremor |
El Info 9:06 AM New Google SEO Bandung, Indonesia
Saat sekarang ini begitu banyak peluang untuk menghasilkan Dollar yang bersumber dari internet. salah satu cara mudah adalah dengan Bitcoin. Bitcoin adalah mata uang virtual yang dikembangkan pada tahun 2009 oleh seseorang dengan nama samaran Satoshi Nakamoto. Mata uang ini seperti halnya Rupiah atau Dollar, namun hanya tersedia di dunia digital. Konsepnya mungkin terdengar seperti eGold, walaupun sebenarnya jauh berbeda.
Bitcoin sebagai mata uang memiliki fitur sebagai berikut:
Transfer instant secara peer to peer.
Peer-to-peer sendiri artinya Bitcoin berjalan tanpa memiliki server pusat. Server penyimpanannya bersifat desentralisasi dan terdistribusi—dibagi ke berbagai server yang dijalankan oleh setiap pengguna yang terhubung ke dalam jaringan.
Transfer ke mana saja
Tidak seperti emas, Bitcoin bisa dikirimkan kemana saja dalam hitungan detik, kapanpun dan darimanapun yang Anda mau. Pengiriman uang dengan Bitcoin bisa terjadi hanya dengan modal sebuah smartphone dan koneksi internet.
Biaya transfer sangat kecil.
Biaya pengiriman pun bisa dihilangkan sampai gratis, namun untuk mempercepat transaksi, biasanya dompet Bitcoin Anda akan memotong biaya sekitar 500 – 3,000 rupiah, tidak peduli berapa jumlah uang yang dikirimkan.
Transaksi bersifat irreversible, artinya sekali ditransfer tidak bisa dibatalkan.
Bitcoin diberikan ke tangan orang lain, transaksi tidak dapat dibatalkan kecuali orang itu bersedia mengirimkan Bitcoinnya kembali;
Transaksi bitcoin bersifat pseudonymous.
Semua transaksi yang pernah dilakukan sekaligus saldo Bitcoin yang dimiliki seseorang bisa kita lihat, namun kita tidak tahu siapa pemilik alamat Bitcoin tersebut bila si pemilik tidak memberitahukannya. Setiap pengguna Bitcoin sebenarnya bisa memilih apakah namanya ingin dimunculkan atau tidak, namun meskipun si pengguna ingin merahasiakan identitasnya, semua transaksinya tetap tercatat dan dapat dipantau oleh publik.
Bitcoin tidak dikontrol oleh lembaga atau pemerintah apapun.
Bitcoin yang menggunakan database Blockchain tidak dikontrol oleh suatu pihak, melainkan sangat terbuka untuk umum sehingga mustahil bagi seseorang untuk memalsukan transaksi di Blockchain. Seluruh transaksi tercatat secara live, transparan, dan tersebar ke jutaan server. Mereka yang ingin mengubah atau memalsukan data transaksi Bitcoin, harus meretas jutaan server tersebut di saat yang bersamaan.
Jumlahnya terbatas
Suplai Bitcoin hanya akan ada 21 juta Bitcoin di seluruh dunia. Sistem penciptaan Bitcoin yang terus berkurang setiap 4 tahun sekali ini menyerupai sistem ekonomi berdasarkan deflasi dan dengan makin terbatasnya supply bitcoin, harga bitcoin cenderung naik.
Anda bisa transfer bitcoin ke mana saja di dunia asalkan terkoneksi dengan internet. Bitcoin akan disimpan ke dalam Bitcoin Wallet. Wallet ini harus terinstall di kedua belah pihak, bisa dengan PC/laptop, tablet ataupun smartphone. Setelah menginstall wallet, Anda akan mendapatkan Bitcoin Address. Untuk transfer bitcoin sangat mudah, buka aplikasi wallet, masukan Bitcoin Address dari lawan transaksi dan jumlah bitcoin yang ingin ditransfer, kemudian kirim.
Lalu Anda mungkin bertanya, kalau tidak ada bank atau perusahaan yang mengelola seperti halnya paypal atau egold, lalu data keuangan disimpan di mana? Jawabannya, di komputer Anda sendiri (dalam wallet) dan jaringan peer to peer di seluruh dunia. Uang bitcoin tersimpan di komputer Anda di dalam wallet. Jika komputer rusak sama saja uang bitcoin Anda hilang, jadi wallet bitcoin harus di-backup secara berkala ke beberapa device. Ketika melakukan transaksi, puluhan ribu komputer di dalam jaringan bitcoin akan menverifikasi data yang Anda masukan sehingga tidak terjadi kecurangan.
Kenapa orang mulai beramai-ramai membeli dan menggunakan bitcoin?
Bitcoin dikembangkan dengan idealisme bahwa mata uang yang baik tidak dikontrol oleh pemerintah atau bank sentral. Krisis finansial beberapa waktu yang lalu menegaskan bahwa pemerintah selalu lalai dalam menjaga kestabilan ekonomi. Pemerintah dipercaya selalu dikuasai oleh orang-orang yang korup dan hanya bekerja demi keuntungan pribadi, sehingga keputusan-keputusan finansial selalu berpihak kepada konglomerat belaka.
Konsep ini menarik bagi banyak orang terutama para geek di dunia IT. Mereka mulai menginvestasikan aset mereka dalam bentuk bitcoin, sementara itu perekonomian dunia semakin labil terbukti dengan adanya krisis perbankan Amerika dan Eropa. Bitcoin dipercayai akan menjadi mata uang dan komoditas universal sehingga harga akan terus melambung tinggi. Dan ini terbukti, lihat tahun ini saja (Januari 2013) 1 BTC (satuan mata uang bitcoin) diperjualbelikan dengan harga kisaran 13 USD, sedangkan sekarang (Mei 2013) 1 BTC diapresiasi dengan nilai 120 USD, ini berarti selama 5 bulan nilai bitcoin telah melambung hampir 10 kali lipat. Sekarang 1 BTC diapresiasi dengan nilai 860 USD (Desember 2013) berarti melambung 66 kali lipat dalam 1 tahun. Jika 2 tahun yang lalu (awal 2011) Anda iseng membeli bitcoin seharga 0.3 USD, saya ucapkan selamat karena menjadi milioner 😀
Bitcoin juga memiliki dua fitur yang sangat menarik yaitu sifatnya yang anonim dan biaya transaksi yang sangat rendah (hampir 0). Anda bisa melakukan transaksi tanpa memberikan identitas sama sekali, hal ini dapat menjaga privasi anda ke level yang paling tinggi.
Siapa yang menerbitkan Bitcoin?
Bitcoin baru diciptakan dengan proses yang disebut “mining”. Para miner menggunakan komputer canggih untuk menguraikan matematika kompleks untuk menemukan block baru Bitcoin, sebagai hadiahnya si penemu akan dihadiahi sejumlah bitcoin. Hadiah per ditemukannya 1 block awalnya ada 50 BTC, sekarang 25 BTC/block, selanjutnya akan terus berkurang diiringi dengan bertambahkan sirkulasi Bitcoin. Sistem telah memastikan bahwa maksimal bitcoin yang beredar di dunia adalah 21 Juta BTC sehingga tidak akan terjadi inflasi.
Apakah Bitcoin Aman?
Anda mungkin berpikir bahwa sistem bitcoin yang open source memungkinkan seorang komputer jenius dapat membobol sistem bitcoin dan menerbitkan sejumlah bitcoin untuk dirinya sendiri. Kenyataannya sistem ini telah direview oleh berbagai kalangan sebagai tanpa cacat. Setiap data transaksi masa lampau tersimpan di semua peer di seluruh jaringan, dan harus berurutan. Setiap transaksi baru akan diverifikasi oleh sejumlah peer baru dinyatakan valid.
Sistem bitcoin aman, yang tidak aman adalah pengguna dan money exchanger. Sama seperti password internet banking, hacker bisa dengan mudah mencuri sejumlah uang dari Anda jika komputer terjangkit virus.
Metode Geolistrik adalah suatu metode eksplorasi geofisika untuk menyelidiki keadaan bawah permukaan. Penggunaan geolistrik pertama kali dilakukan oleh Conrad Schlumberger pada tahun 1912. Pada metode ini, dengan memanfaatkan sifat-sifat kelistrikan tanah dan batuan dengan cara mengalirkan arus listrik DC (Direct Current) yang mempunyai tegangan tinggi ke dalam tanah. Sifat-sifat kelistrikan tersebut antara lain, tahanan jenis (specific resistivity, conductivity, dielectrical constant, kemampuan menimbulkan self potential dan medan induksi serta sifat menyimpan potensial dan lain-lain.
Injeksi arus listrik ini menggunakan 2 buah ‘Elektroda Arus’ A dan B yang ditancapkan ke dalam tanah dengan jarak tertentu. Semakin panjang jarak elektroda AB akan menyebabkan aliran arus listrik bisa menembus lapisan batuan lebih dalam. Pendugaan geolistrik dilakukan dengan menghantarkan arus listrik (beda I) buatan kedalam tanah melalui batang elektroda arus, kemudian mengukur beda potensial (beda V) pada elektroda lain. Hasil pencatatan akan dapat mengetahui tahanan jenis bahan yang dilalui oleh arus listrik dapat diketahui dengan Hukum Ohm yaitu
dimana :
R = tahanan (ohm/mohm),
V= beda potensial listrik (volt/mvolt) dan,
I = beda arus listrik dalam amper/mampe).
Umumnya metoda geolistrik yang sering digunakan menggunakan 4 buah elektroda yang terletak dalam satu garis lurus dan simetris terhadap titik tengah, yaitu 2 buah elektroda arus (C1C2) di bagian luar dan 2 buah elektroda tegangan (P1P2) di bagian dalam.
Aplikasi metoda geolistrik dapat digunakan pada berbagai bidang ilmu, antara lain :
1. Regional Geology untuk mengetahui struktur, stratigrafi dan sedimentasi.
2. Hidrogeologi/Geohidrologi untuk mengetahui muka air tanah, akuifer, stratigrafi , intrusi air laut.
3. Geologi Teknik untuk mengetahui struktur, startigrafi, permeabilitas dan porositas batuan, batuan dasar , pondasi , kontruksi bangunan teknis.
4. Pertambangan untuk mengetahui endapan plaser, stratigrafi, struktur, penyebaran endapan mineral.
5. Archeology untuk mengetahui dasar candi, candi terpendam, tanah galian lama.
6. Panas bumi (geothermal) mengetahui kedalaman, penyebaran, low resistivity daerah panas bumi.
7. Minyak untuk mengetahui struktur, minyak, air dan kontak air dan minyak serta porositas , water content (well logging geophysic)
BACA JUGA
PENGOLAHAN DATA GEOLISTRIK MENGGUNAKAN IP2WIN
KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER
IDENTIFIKASI JENIS BATUAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK
Geolistrik Konfigurasi
Schlumberger adalah salah satu metode geofisika. Metode ini memanfaatkan sifat
kelistrikan dari dalam bumi yang berguna untuk memperkirakan litologi batuan di
dalamnya. Dalam eksplorasi, metode ini sering digunakan untuk identifikasi air
tanah, bidang gelincir, mineral logam, panas bumi dan geoteknik. Survey
geolistrik terbagi menjadi dua yaitu survei mapping dan sounding.
Mapping
merupakan survei untuk mengetahui sebaran secara lateral. Konfigurasi yang
sering digunakan pada survei ini yaitu dipole-dipole, wenner dan wenner
schlumberger. Survei sounding untuk mengetahui litologi batuan secara vertikal.
Survey ini biasa digunakan untuk mengidentifikasi air tanah.
Software ip2win merupakan software
yang digunakan untuk mengolah data 1D. software ini cocok digunakan untuk
mengolah data schlumberger. Alur pengolahan data schlumberger menggunakan
IP2win sebagai berikut :
1.
Buka aplikasi IP2win, klik new kemudian masukan nilai
AB/2 dan MN.
Bedasarkan Data
yang diperoleh dari lapangan antara lain nilai AB/2, MN/2 dan rho. Pada
aplikasi IP2win, nilai masukan adalah MN maka nilai MN/2 yang diperoleh dari pengukuran lapangan harus dikali 2.Ataupun dapat
langsung mengambil data yang berformat txt.
Klik “ok” maka selanjutnya akan muncul
menu memilih konfigurasi
2.
Memilih konfigurasi MN.
Karena
menggunakan MN/2 maka gunakan nilai MN 2. Kurva warna hitam merupakan data
lapangan sedangkan kurva warna biru merupakan kurva marge atau penyatuan.
Kemudian klik “oke”
3.
Menentukan nilai rho dan ketebalan layer.
Gambar dibawah
ini merupakan tampilan pengolahan data lapangan dengan kurva pendekatan secara
komputasi. Garis warna biru merupakan nilai rho dari hasil komputasi, kurva
warna merah merupakan kurva sintesis dan warna hitam merupakan data lapangan.
Kolom sebelah kanan merupakan nilai rho (), ketebalan (h) dan kedalaman (d) dan
(alt) kedalaman namun nilainya negatif. Langkah ini merupakan langkah yang
penting dalam menentukan ketebalan dan nilai rho. Jika pengolahan dilakuakan
dengan baik maka akan menghasilkan nilai error yang kecil.
4.
Menghitung lapisan batuan.
Dengan meng klik ikon berwarna hijau.
Setelah diperoleh nilai error yang kecil kemudian klik “Point-inversion” dan “save”.
5.
Menampilkan penampang dua dimensi.
Langkah ini
memerlukan data VES (satu dimensi) lebih dari satu. Caranya klik “file-add file” pilih data ves
yang digunakan “open” dan “save”.
6.
Setelah menyimpan datanya kemudian akan muncul
informasi mengenai profil data yang akan ditampilkan. Neme merupakan nama dari
titik sounding. X merupakan jarak anatar titik, Z merupakan elevasi dari titik
sounding. Setelah mengatur semuanya kemudian klik “ok”.
7. Gambar di bawah merupakan hasil dari penggabungan dua
profil cross section. Warna pada gambar tersebut menunjukan nilai rho, sumbu
vertikal menunjukan nilai kedalaman dan sumbu horizontal menunjukan nilai jarak
antar titik.
8. Mengatur nilai kedalaman, skala warna rho, dan
kedalaman maksimum maka klik “section-option”.
Akan muncul section option untuk mengatur skala dan kedalaman.
9.
Pengaturan warna.
Skala warna
dan kedalaman dapat diubah sesui dengan kembutuhan. Setelah itu klik “oke” maka skala warna rho akan
berubah.
Konfigurasi Wenner-Schlumberger
adalah konfigurasi dengan sistem aturan spasi yang konstan dengan catatan
faktor “n” untuk konfigurasi ini adalah perbandingan jarak antara elektroda
C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi antara P1-P2 seperti pada Gambar di bawah. Jika
jarak antar elektroda potensial (P1 dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda
arus (C1 dan C2) adalah 2na + a. Proses penentuan resistivitas menggunakan 4
buah elektroda yang diletakkan dalam sebuah garis lurus.
Menghitung nilai konstanta
geometri (k) untuk konfigurasi elektroda wenner-schlumberger menggunakan
persamaan :
Selanjutnya menghitung nilai R
dengan membagi nilai tegangan terukur dengan nilai arus terukur dan menghitung
resistivitas (ρ). Dari nilai resistivitas tersebut, kita dapat menentukan jenis material di
titik tersebut berdasarkan tabel di bawah ini (Telford ,1990).
Penyelidikan
jenis dan ketebalan lapisan batuan pada suatu lokasi dapat menggunakan metode
geolistrik tahanan jenis konfigurasi Shlumberger. Metode geolistrik mempunyai
prinsip dasar yaitu mengirimkan arus listrik ke bawah permukaan melalui dua
elektroda arus (A dan B) dan mengukur kembali beda tegangan di antara dua
elektroda potensial (M dan N) yang diterima di permukaan. Dari data arus dan
beda tegangan ini, maka nilai tahanan jenis dapat dihitung. Nilai tahanan jenis
yang didapat bukan merupakan nilai tahanan jenis sebenarnya melainkan nilai
tahanan jenis semu. Untuk mendapatkan nilai dari tahanan jenis sebenarnya, maka
dilakukan teknik inversi dengan menggunakan software InterpreVes dan Rockworks.
Hasil pemodelan inversi tersebut kemudian dapat diperoleh penampang litologi,
nilai resistivitas dan ketebalan dari tiap lapisan batuan.
Kondisi tanah
memiliki peranan penting dalam melakukan pekerjaan konstruksi. Tanah adalah
pondasi pendukung suatu bangunan atau bahan konstruksi dari bangunanan itu
sendiri. Perlu pemahaman yang mendalam terkait dengan fungsi-fungsi serta sifat
tanah sebelum dilakukan pembebanan terhadapnya (Sudarsono, 1984).
Suatu bangunan yang berdiri di
atas tanah akan menimbulkan beban terhadap lapisan tanah di bawahnya. Tanah
akan mengalami tegangan tergantung beban pikul dan luas pondasi. Sebagai
akibatnya terjadinya tegangan bawah tanah, maka akan timbul perubahan bentuk
(deformasi) yang akan menimbulkan penurunan (settlement) terhadap bangunan diatasnya
(Verhoef, 1994). Di dalam perencanaan pembangunan perlu dilakukan perencanaan yang
baik guna mencegah terjadinya deformasi pada lapisan tanah yang akan
menyebabkan penurunan pada bangunan. Suatu bangunan yang dibangun tanpa
memperhatikan struktur tanah dan tata lingkungan maka akan memiliki resiko yang
lebih besar terhadap kerusakan akibat dari gempa maupun penurunan tanah.
Pola aliran arus dan bidang ekipotensial antara dua elektroda arus dengan polaritas berlawanan (Bahri, 2005) |
Eksplorasi
tanah dilakukan dengan cara pengambilan sampel tanah dari lapisan bawah permukaan.
Indikator yang berhubungan dengan karakteristik mekanika tanah pondasi harus
dicari dengan pengujian-pengujian yang sesuai dengan letak asli tanah itu.
Biasanya dibuat suatu lubang bor kedalam tanah pondasi dan dilakukan berbagai
pengujian. Akan tetapi metode ini hanya akan memberikan informasi dalam arah
vertikal pada titik pemboran tertentu saja sehingga untuk memperkirakan luas
atau penyebaran karakteristik tanah dalam arah horizontal, diperlukan suatu
metode survey lain seperti penyelidikan geoteknik. Dalam hal ini Geomekanika
yang merupakan cabang ilmu Geoteknik memiliki andil yang cukup besar dalam
pemecahan masalah ataupun memberikan sebuah gambaran awal mengenai kondisi
batuan suatu wilayah.
Geofisika
adalah salah satu ilmu pengetahuan alam yang meneliti struktur bawah permukaan
bumi dengan menggunakan ilmu fisika dan matematika sebagai kerangka berpikir
dan ilmu bumi lainnya (geologi, geodesi, geohidrologi dan lain-lain) sebagai
kerangka penunjang. Untuk dapat menganalisis struktur bawah permukaan bumi para
ahli fisika menggunakan data yang secara umum merupakan respon dari parameter
fisis bawah permukaan bumi (kandungan air, minyak, gas, atau lainnya). Salah
satu keunggalan metode geofisika adalah orang bisa melakukan pemetaan parameter
bawah permukaan bumi (terhadap kandungan air, minyak, gas dan bahan mineral
lainnya yang terdapat di bawah permukaan bumi) tanpa harus melihat langsung
struktur bawah permukaannya. Hal ini mengakibatkan pengambilan data geofisika
memerlukan biaya yang relatif murah, namun memberikan peluang besar untuk
menghasilkan produk analisis yang cukup baik. Sumber medan yang sering digunakan dalam pengambilan
data geofisika adalah geolistrik, geomagnet dan seismik.
Selain
kegunaan yang telah diuraikan sebelumnya menurut Reynolds 1997, aplikasi metode geofisika juga banyak digunakan didalam memonitor pencemaran air tanah,
aplikasi geoteknik dan penyelidikan di bidang arkeologi. Pada bidang geoteknik,
metode tahanan jenis banyak digunakan untuk mengetahui struktur bawah permukaan
bumi, patahan dan rekahan, kedalaman batuan dasar, dan lain-lain.
Metode
Geolistrik tahanan jenis merupakan salah satu metode yang sering digunakan
dalam survei geofisika untuk eksplorasi yang relatif dangkal. Dalam survey
metode geolistrik akan diperoleh nilai beda potensial, kuat arus dan nilai
tahanan jenis batuan. Tahanan jenis batuan kemudian dengan pengolahan data
lebih lanjut maka akan mendapatkan nilai tahanan jenis tiap lapisan batuan.
Dengan demikian lapisan bawah permukaan tanah dapat digambarkan dengan
perbedaan nilai tahanan jenis dari masing-masing lapisan tersebut. Sehingga
dari hasil ini dapat menjadi gambaran yang baik untuk perencanaan pembangunan.
Peralatan dan Bahan
Penelitian
1.
Resistivity meter digunakan sebagai alat untuk mengukur
besar tahanan jenis.
2. Patok
penempatan elektroda yang akan dipasang.
3.
Elektroda arus dan potensial masing-masing 2 buah,
digunakan untuk mengalirkan arus listrik ke dalam tanah.
4.
Palu digunakan untuk memukul elektroda potensial dan
elektroda arus di permukaan tanah,
5.
Meteran digunakan untuk mengukur panjang lintasan yang
akan diteliti.
6. Kabel-kabel penghubung digunakan sebagai penghubung
elektroda-elektroda dengan alat resistivity meter,
7.
Kompas gunanya untuk menentukan lokasi pengukuran dan
arah bentangan di lapangan.
8.
Tabel data gunanya sebagai tempat menulis data hasil
pengukuran.
9.
Kertas bilogaritma untuk mengeplot data.
10. GPS
(Global Positioning System) untuk menentukan posisi tempat penelitian.
Prosedur Penelitian
Pengambilan Data
Teknik
pengukuran didasarkan pada stacking chart yang telah dibuat, yang disesuaikan
dengan kondisi lapangan. Beberapa hal tahapan akuisisi yang dilakukan adalah :
1. Alat
yang digunakan adalah resistivity meter yang telah dikalibrasi dimana hasil
bacaan berupa nilai hambatan dalam ohm.
2. Tempatkan elektroda-elektroda arus dan potensial dengan
konfigurasi Shlumberger pada bentangan terpendek yang direncanakan, Catat kuat
arus listrik dan beda potensial yang terukur. Hitung ρa dan plot hasilnya (ρa) sebagai fungsi jarak setengah bentangan (AB/2) pada kertas skala log-log.
3.
Pindahkan elektroda arus (elektroda potensial tetap)
pada jarak yang telah ditentukan. Catat I dan V yang terukur. Hitung ρa dan plot ρa
4. Lakukan langkah pada point 3 (dapat berkali-kali sampai
pembacaan beda potensialnya sukar (karena sangat kecil). Biasanya perpindahan
elektroda arus (elektroda potensial tetap) dapat diterapkan sampai beberapa
kali (4 kali sampai 5 kali) tergantung kemampuan alat ukur.
5. Perpindahan elektroda potensial ke posisi kedua yang
telah ditentukan dengan elektroda arus tetap. Hitung dan plot ρa yang dihasilkan
bila harga ρa tidak meloncat terlalu jauh, maka hasil pengukuran kurang baik
sehingga perlu dilakukan langkah lain, dengan merubah arah bentangan atau
berpindah tempat.
6.
Kalau point 5 tidak terjadi masalah maka lakukan
kembali langkah 3-5 berkali-kali hingga jarak bentangan maksimum yang
ditentukan.
Pengolahan Data
Proses pengolahan data sepenuhnya dilakukan dengan menggunakan software InterpreVes dan
Rockworks. Beberapa hal yang di lakukan dalam tahap ini adalah :
1.
Data berupa nilai beda potensial (V), nilai potensial
dari hasil pengukuran, dan nilai besarnya kuat arus (I) yang diinjeksikan
diolah menggunakan software interpreVes untuk mendapatkan nilai faktor geometri
(K) dan nilai resistivitas semu ( ρa).
2. Dari
data hasil pengolahan InterpreVes menghasilkan data berupa nilai resistivitas
dan kedalaman masing-masing lapisan.
3.
Kemudian data hasil InterpreVes di masukan kedalam
software Rockworks untuk menghasilkan penampang litologi untuk masing masing
titik sounding.
Interpretasi data
Interpretasi
data lapangan berdasarkan tahanan jenis umumnya dilakukan dengan menganalisa
terhadap sifat fisika batuan, yaitu tahan jenisnya, porositas, permeabilitas
batuan, kandungan mineral dan lain-lain. Teknik penafsiran dilakukan dalam dua
tahap, tahap pertama membandingkan antara kurva yang didapat dari pengolahan
data lapangan dengan kurva standar yang telah dihitung secara matematis. Dengan
demikian akan diketahui perkiraan harga tahanan jenis (ρa) dan ketebalan (h)
masing-masing lapisan, selanjutnya memasukan data lapangan dan hasil
interpretasi data pertama kemudian dilakukan pendekatan matematis inverse
modeling mengunakan software interpreVes sebagai koreksi interpretasi dengan
presentase kesalahan sekecil mungkin. Dari harga tahanan jenis dan
ketebalan masing-masing lapisan batuan serta kontras tahanan jenis yang
kemudian dikorelasikan atau dibandingkan dengan data geologi daerah
penyelidikan dan data-data lainnya maka diperoleh gambaran litologi bawah
permukaan menggunakan software Rockworks.
Baca Juga :
PENGOLAHAN DATA GEOLISTRIK MENGGUNAKAN IP2WIN
Baca Juga :
PENGOLAHAN DATA GEOLISTRIK MENGGUNAKAN IP2WIN
Dalam geofisika, kegiatan pengukuran lapangan selalu dilakukan berdasarkan prosedur yang sudah ditentukan. Kemudian, dari hasil pengukuran dicatat dan disajikan dalam bentuk tabel angka-angka pengukuran. Hasil pengukuran tersebut sangat tergantung pada kondisi dan sifat fisis batuan bawah permukaan. Tabel angka-angka itu selanjutnya disebut dengan data observasi atau data lapangan.
Dengan menggunakan metode geofisika dapat diketahui sifat-sifat fisis batuan, kondisi geometri batuan bawah permukaan dan kedalaman batuan. Informasi tersebut didapatkan melalui hubungan antara sifat fisis batuan dan data observasi. Penghubung dari keduanya hampir selalu berupa persamaan matematika atau disebut sebagai model matematika. Maka berdasarkan model matematika tersebut, dapat ditentukan parameter fisis batuan yang berdasarkan pada data observasi. Proses ini disebut proses inversi (inverse modelling), sebaliknya memprediksi hasil pengukuran berdasarkan parameter fisis yang sudah diketahui disebut proses forward (forward modelling).
Proses inversi adalah suatu proses pengolahan data lapangan yang melibatkan teknik penyelesaian matematika dan statistik untuk mendapatkan informasi yang berguna mengenai distribusi sifat fisis bawah permukaan. Dalam proses inversi, dilakukan analisis terhadap data lapangan dengan cara melakukan curve fitting (pencocokan kurva) antara model matematika dan data lapangan. Tujuan dari proses inversi adalah untuk mengestimasi parameter fisis batuan yang tidak diketahui sebelumnya (unknown parameter). Proses inversi terbagi dalam level-level tertentu mulai dari yang paling sederhana seperti fitting garis untuk data seismik refraksi sampai kepada level yang rumit seperti tomografi akustik dan matching (pencocokan) kurva resistivity yang multidimensi. Contoh problem inversi dalam bidang geofisika seperti penentuan struktur bawah tanah, Estimasi parameter-parameter bahan tambang, Estimasi parameter-parameter akumulasi sumber energi, penentuan lokasi gempa bumi berdasarkan waktu gelombang datang, Pemodelan respon lithospere untuk mengamati proses sedimentasi dan analisis sumur bor pada hidrogeologi .
Eksplorasi geofisika dan inversi
Perambatan gelombang seismik, perambatan gelombang elektromagnetik di bawah tanah dan juga aliran muatan (arus listrik) ataupun arus fluida pada batuan berpori adalah contoh-contoh proses geofisika. Data lapangan merupakan refleksi dari kompleksitas sistem geofisika yang sedang diamati, yang dikontrol oleh distribusi parameter fisis batuan berikut struktur geologinya.
Tujuan utama dari kegiatan eksplorasi geofisika adalah untuk membuat model bawah permukaan bumi dengan mengandalkan data lapangan yang diukur pada permukaan bumi. Atau dibawa hpermukaan bumi atau dapat juga di atas permukaan bumi dari ketinggian tertentu. Untuk mencapai tujuan ini, idealnya kegiatan survey atau pengukuran harus dilakukan secara terus menerus, berkelanjutan dan terintegrasi menggunakan sejumlah metode geofisika. Seringkali terjadi beberapa kendala muncul dalam proses analisis data hasil pengukuran, seperti kehadiran noise pada data yang diukur. Namun demikian, dengan analisis data dan validasi dengan data-data pengukuran sebelumnya pada lokasi yang sama dapat diperoleh informasi yang valid.
Dalam melakukan analisis, sejumlah informasi mengenai kegiatan akuisisi data juga diperlukan, antara lain nilai sampling rate yang optimal, jumlah data, tingkat akurasi, model matematika yang akan digunakan untuk mencari hubungan antara data lapangan dan distribusi parameter fisis. Setelah proses analisis data, berikutnya adalah membuat model bawah permukaan yang nantinya akan menjadi modal dasar interpretasi. Akhir dari rangkaian proses ini adalah penentuan lokasi pemboran untuk mengangkat sumber daya alam, bahan tambang/mineral dan oil gas kepermukaan dan kebutuhan lainnya. Kesalahan dalam analisis berdampak pada penentuan lokasi yang berakibat langsung pada kerugian meteril. Hal demikian menunjukkan pentingnya proses analisis dan pengumpulan data yang akurat.
BACA JUGA :
METODE-METODE GEOFISIKA