Geolistrik Konfigurasi
Schlumberger adalah salah satu metode geofisika. Metode ini memanfaatkan sifat
kelistrikan dari dalam bumi yang berguna untuk memperkirakan litologi batuan di
dalamnya. Dalam eksplorasi, metode ini sering digunakan untuk identifikasi air
tanah, bidang gelincir, mineral logam, panas bumi dan geoteknik. Survey
geolistrik terbagi menjadi dua yaitu survei mapping dan sounding.
Mapping
merupakan survei untuk mengetahui sebaran secara lateral. Konfigurasi yang
sering digunakan pada survei ini yaitu dipole-dipole, wenner dan wenner
schlumberger. Survei sounding untuk mengetahui litologi batuan secara vertikal.
Survey ini biasa digunakan untuk mengidentifikasi air tanah.
Software ip2win merupakan software
yang digunakan untuk mengolah data 1D. software ini cocok digunakan untuk
mengolah data schlumberger. Alur pengolahan data schlumberger menggunakan
IP2win sebagai berikut :
1.
Buka aplikasi IP2win, klik new kemudian masukan nilai
AB/2 dan MN.
Bedasarkan Data
yang diperoleh dari lapangan antara lain nilai AB/2, MN/2 dan rho. Pada
aplikasi IP2win, nilai masukan adalah MN maka nilai MN/2 yang diperoleh dari pengukuran lapangan harus dikali 2.Ataupun dapat
langsung mengambil data yang berformat txt.
Klik “ok” maka selanjutnya akan muncul
menu memilih konfigurasi
2.
Memilih konfigurasi MN.
Karena
menggunakan MN/2 maka gunakan nilai MN 2. Kurva warna hitam merupakan data
lapangan sedangkan kurva warna biru merupakan kurva marge atau penyatuan.
Kemudian klik “oke”
3.
Menentukan nilai rho dan ketebalan layer.
Gambar dibawah
ini merupakan tampilan pengolahan data lapangan dengan kurva pendekatan secara
komputasi. Garis warna biru merupakan nilai rho dari hasil komputasi, kurva
warna merah merupakan kurva sintesis dan warna hitam merupakan data lapangan.
Kolom sebelah kanan merupakan nilai rho (), ketebalan (h) dan kedalaman (d) dan
(alt) kedalaman namun nilainya negatif. Langkah ini merupakan langkah yang
penting dalam menentukan ketebalan dan nilai rho. Jika pengolahan dilakuakan
dengan baik maka akan menghasilkan nilai error yang kecil.
4.
Menghitung lapisan batuan.
Dengan meng klik ikon berwarna hijau.
Setelah diperoleh nilai error yang kecil kemudian klik “Point-inversion” dan “save”.
5.
Menampilkan penampang dua dimensi.
Langkah ini
memerlukan data VES (satu dimensi) lebih dari satu. Caranya klik “file-add file” pilih data ves
yang digunakan “open” dan “save”.
6.
Setelah menyimpan datanya kemudian akan muncul
informasi mengenai profil data yang akan ditampilkan. Neme merupakan nama dari
titik sounding. X merupakan jarak anatar titik, Z merupakan elevasi dari titik
sounding. Setelah mengatur semuanya kemudian klik “ok”.
7. Gambar di bawah merupakan hasil dari penggabungan dua
profil cross section. Warna pada gambar tersebut menunjukan nilai rho, sumbu
vertikal menunjukan nilai kedalaman dan sumbu horizontal menunjukan nilai jarak
antar titik.
8. Mengatur nilai kedalaman, skala warna rho, dan
kedalaman maksimum maka klik “section-option”.
Akan muncul section option untuk mengatur skala dan kedalaman.
9.
Pengaturan warna.
Skala warna
dan kedalaman dapat diubah sesui dengan kembutuhan. Setelah itu klik “oke” maka skala warna rho akan
berubah.
Thanks for reading & sharing Nyontek..??
0 komentar:
Post a Comment