Penyelidikan
jenis dan ketebalan lapisan batuan pada suatu lokasi dapat menggunakan metode
geolistrik tahanan jenis konfigurasi Shlumberger. Metode geolistrik mempunyai
prinsip dasar yaitu mengirimkan arus listrik ke bawah permukaan melalui dua
elektroda arus (A dan B) dan mengukur kembali beda tegangan di antara dua
elektroda potensial (M dan N) yang diterima di permukaan. Dari data arus dan
beda tegangan ini, maka nilai tahanan jenis dapat dihitung. Nilai tahanan jenis
yang didapat bukan merupakan nilai tahanan jenis sebenarnya melainkan nilai
tahanan jenis semu. Untuk mendapatkan nilai dari tahanan jenis sebenarnya, maka
dilakukan teknik inversi dengan menggunakan software InterpreVes dan Rockworks.
Hasil pemodelan inversi tersebut kemudian dapat diperoleh penampang litologi,
nilai resistivitas dan ketebalan dari tiap lapisan batuan.
Kondisi tanah
memiliki peranan penting dalam melakukan pekerjaan konstruksi. Tanah adalah
pondasi pendukung suatu bangunan atau bahan konstruksi dari bangunanan itu
sendiri. Perlu pemahaman yang mendalam terkait dengan fungsi-fungsi serta sifat
tanah sebelum dilakukan pembebanan terhadapnya (Sudarsono, 1984).
Suatu bangunan yang berdiri di
atas tanah akan menimbulkan beban terhadap lapisan tanah di bawahnya. Tanah
akan mengalami tegangan tergantung beban pikul dan luas pondasi. Sebagai
akibatnya terjadinya tegangan bawah tanah, maka akan timbul perubahan bentuk
(deformasi) yang akan menimbulkan penurunan (settlement) terhadap bangunan diatasnya
(Verhoef, 1994). Di dalam perencanaan pembangunan perlu dilakukan perencanaan yang
baik guna mencegah terjadinya deformasi pada lapisan tanah yang akan
menyebabkan penurunan pada bangunan. Suatu bangunan yang dibangun tanpa
memperhatikan struktur tanah dan tata lingkungan maka akan memiliki resiko yang
lebih besar terhadap kerusakan akibat dari gempa maupun penurunan tanah.
Pola aliran arus dan bidang ekipotensial antara dua elektroda arus dengan polaritas berlawanan (Bahri, 2005) |
Eksplorasi
tanah dilakukan dengan cara pengambilan sampel tanah dari lapisan bawah permukaan.
Indikator yang berhubungan dengan karakteristik mekanika tanah pondasi harus
dicari dengan pengujian-pengujian yang sesuai dengan letak asli tanah itu.
Biasanya dibuat suatu lubang bor kedalam tanah pondasi dan dilakukan berbagai
pengujian. Akan tetapi metode ini hanya akan memberikan informasi dalam arah
vertikal pada titik pemboran tertentu saja sehingga untuk memperkirakan luas
atau penyebaran karakteristik tanah dalam arah horizontal, diperlukan suatu
metode survey lain seperti penyelidikan geoteknik. Dalam hal ini Geomekanika
yang merupakan cabang ilmu Geoteknik memiliki andil yang cukup besar dalam
pemecahan masalah ataupun memberikan sebuah gambaran awal mengenai kondisi
batuan suatu wilayah.
Geofisika
adalah salah satu ilmu pengetahuan alam yang meneliti struktur bawah permukaan
bumi dengan menggunakan ilmu fisika dan matematika sebagai kerangka berpikir
dan ilmu bumi lainnya (geologi, geodesi, geohidrologi dan lain-lain) sebagai
kerangka penunjang. Untuk dapat menganalisis struktur bawah permukaan bumi para
ahli fisika menggunakan data yang secara umum merupakan respon dari parameter
fisis bawah permukaan bumi (kandungan air, minyak, gas, atau lainnya). Salah
satu keunggalan metode geofisika adalah orang bisa melakukan pemetaan parameter
bawah permukaan bumi (terhadap kandungan air, minyak, gas dan bahan mineral
lainnya yang terdapat di bawah permukaan bumi) tanpa harus melihat langsung
struktur bawah permukaannya. Hal ini mengakibatkan pengambilan data geofisika
memerlukan biaya yang relatif murah, namun memberikan peluang besar untuk
menghasilkan produk analisis yang cukup baik. Sumber medan yang sering digunakan dalam pengambilan
data geofisika adalah geolistrik, geomagnet dan seismik.
Selain
kegunaan yang telah diuraikan sebelumnya menurut Reynolds 1997, aplikasi metode geofisika juga banyak digunakan didalam memonitor pencemaran air tanah,
aplikasi geoteknik dan penyelidikan di bidang arkeologi. Pada bidang geoteknik,
metode tahanan jenis banyak digunakan untuk mengetahui struktur bawah permukaan
bumi, patahan dan rekahan, kedalaman batuan dasar, dan lain-lain.
Metode
Geolistrik tahanan jenis merupakan salah satu metode yang sering digunakan
dalam survei geofisika untuk eksplorasi yang relatif dangkal. Dalam survey
metode geolistrik akan diperoleh nilai beda potensial, kuat arus dan nilai
tahanan jenis batuan. Tahanan jenis batuan kemudian dengan pengolahan data
lebih lanjut maka akan mendapatkan nilai tahanan jenis tiap lapisan batuan.
Dengan demikian lapisan bawah permukaan tanah dapat digambarkan dengan
perbedaan nilai tahanan jenis dari masing-masing lapisan tersebut. Sehingga
dari hasil ini dapat menjadi gambaran yang baik untuk perencanaan pembangunan.
Peralatan dan Bahan
Penelitian
1.
Resistivity meter digunakan sebagai alat untuk mengukur
besar tahanan jenis.
2. Patok
penempatan elektroda yang akan dipasang.
3.
Elektroda arus dan potensial masing-masing 2 buah,
digunakan untuk mengalirkan arus listrik ke dalam tanah.
4.
Palu digunakan untuk memukul elektroda potensial dan
elektroda arus di permukaan tanah,
5.
Meteran digunakan untuk mengukur panjang lintasan yang
akan diteliti.
6. Kabel-kabel penghubung digunakan sebagai penghubung
elektroda-elektroda dengan alat resistivity meter,
7.
Kompas gunanya untuk menentukan lokasi pengukuran dan
arah bentangan di lapangan.
8.
Tabel data gunanya sebagai tempat menulis data hasil
pengukuran.
9.
Kertas bilogaritma untuk mengeplot data.
10. GPS
(Global Positioning System) untuk menentukan posisi tempat penelitian.
Prosedur Penelitian
Pengambilan Data
Teknik
pengukuran didasarkan pada stacking chart yang telah dibuat, yang disesuaikan
dengan kondisi lapangan. Beberapa hal tahapan akuisisi yang dilakukan adalah :
1. Alat
yang digunakan adalah resistivity meter yang telah dikalibrasi dimana hasil
bacaan berupa nilai hambatan dalam ohm.
2. Tempatkan elektroda-elektroda arus dan potensial dengan
konfigurasi Shlumberger pada bentangan terpendek yang direncanakan, Catat kuat
arus listrik dan beda potensial yang terukur. Hitung ρa dan plot hasilnya (ρa) sebagai fungsi jarak setengah bentangan (AB/2) pada kertas skala log-log.
3.
Pindahkan elektroda arus (elektroda potensial tetap)
pada jarak yang telah ditentukan. Catat I dan V yang terukur. Hitung ρa dan plot ρa
4. Lakukan langkah pada point 3 (dapat berkali-kali sampai
pembacaan beda potensialnya sukar (karena sangat kecil). Biasanya perpindahan
elektroda arus (elektroda potensial tetap) dapat diterapkan sampai beberapa
kali (4 kali sampai 5 kali) tergantung kemampuan alat ukur.
5. Perpindahan elektroda potensial ke posisi kedua yang
telah ditentukan dengan elektroda arus tetap. Hitung dan plot ρa yang dihasilkan
bila harga ρa tidak meloncat terlalu jauh, maka hasil pengukuran kurang baik
sehingga perlu dilakukan langkah lain, dengan merubah arah bentangan atau
berpindah tempat.
6.
Kalau point 5 tidak terjadi masalah maka lakukan
kembali langkah 3-5 berkali-kali hingga jarak bentangan maksimum yang
ditentukan.
Pengolahan Data
Proses pengolahan data sepenuhnya dilakukan dengan menggunakan software InterpreVes dan
Rockworks. Beberapa hal yang di lakukan dalam tahap ini adalah :
1.
Data berupa nilai beda potensial (V), nilai potensial
dari hasil pengukuran, dan nilai besarnya kuat arus (I) yang diinjeksikan
diolah menggunakan software interpreVes untuk mendapatkan nilai faktor geometri
(K) dan nilai resistivitas semu ( ρa).
2. Dari
data hasil pengolahan InterpreVes menghasilkan data berupa nilai resistivitas
dan kedalaman masing-masing lapisan.
3.
Kemudian data hasil InterpreVes di masukan kedalam
software Rockworks untuk menghasilkan penampang litologi untuk masing masing
titik sounding.
Interpretasi data
Interpretasi
data lapangan berdasarkan tahanan jenis umumnya dilakukan dengan menganalisa
terhadap sifat fisika batuan, yaitu tahan jenisnya, porositas, permeabilitas
batuan, kandungan mineral dan lain-lain. Teknik penafsiran dilakukan dalam dua
tahap, tahap pertama membandingkan antara kurva yang didapat dari pengolahan
data lapangan dengan kurva standar yang telah dihitung secara matematis. Dengan
demikian akan diketahui perkiraan harga tahanan jenis (ρa) dan ketebalan (h)
masing-masing lapisan, selanjutnya memasukan data lapangan dan hasil
interpretasi data pertama kemudian dilakukan pendekatan matematis inverse
modeling mengunakan software interpreVes sebagai koreksi interpretasi dengan
presentase kesalahan sekecil mungkin. Dari harga tahanan jenis dan
ketebalan masing-masing lapisan batuan serta kontras tahanan jenis yang
kemudian dikorelasikan atau dibandingkan dengan data geologi daerah
penyelidikan dan data-data lainnya maka diperoleh gambaran litologi bawah
permukaan menggunakan software Rockworks.
Baca Juga :
PENGOLAHAN DATA GEOLISTRIK MENGGUNAKAN IP2WIN
Baca Juga :
PENGOLAHAN DATA GEOLISTRIK MENGGUNAKAN IP2WIN
Thanks for reading & sharing Nyontek..??
0 komentar:
Post a Comment